Posts Subscribe to (PUT YOUR BLOG NAME HERE)Comments

Senin, 13 Juli 2009

Perang dengan Kemiskinan Mental

Perang dengan Kemiskinan Mental

Beberapa bulan terakhir ini, kita semua tak lepas dari wacana kebangkitan bangsa . Para politisi, pengusaha, cendekiawan, agamawan, akademisi, mahasiswa, dan hampir semua kalangan, dengan bersemangat membicarakan bagaimana membangkitkan kembali bangsa yang besar ini. Siapa yang harus memulai bekerja keras membangkitkan kembali? Para pemimpin? Atau "mereka" di luar sana ? Atau justru harus dimulai dari diri kita sendiri?

Pada 2400 tahun yang lalu, berlaku prinsip kill or to be killed, membunuh atau dibunuh. Supaya survive maka harus berperang membunuh musuh. Filosofi survival zaman kehidupan Sun Tzu ini, sesungguhnya masih ada relevansinya! Tentu saja, relevansinya bukan pada membunuh orang lain. Dalam konteks bangsa ini, peperangan sesungguhnya tidak terjadi "di luar sana ", melainkan perang terjadi "di dalam diri kita". Artinya, kita harus berperang melawan kemiskinan mental yang sekian lama telah membelenggu diri kita.

Apa itu kemiskinan mental? Kemiskinan mental adalah sebuah kondisi mental kejiwaan atau orientasi hidup seseorang yang dipenuhi oleh kebiasaan-kebiasaan negatif, yang sifatnya sangat menghambat kemajuan. Contohnya; malas, pesimistik, prasangka buruk, suka menyalahkan pihak lain, dan iri pada keberhasilan orang lain. Mental miskin juga ditunjukkan dari perilaku yang tidak disiplin, tidak punya kepercayaan diri, tidak bertanggung jawab, tidak jujur, tidak mau belajar, tidak mau memperbaiki diri, dan tidak punya visi ke depan. Inilah peperangan yang harus kita menangkan saat ini.

Bayangkan! Seandainya setiap dari kita, mulai saat ini, detik ini juga, satu demi satu tergerak untuk mengalahkan mental miskin. Berjuang memenangkan medan pertempuran menuju kepada kekayaan mental. Yaitu mental yang penuh rasa tanggung jawab, disiplin, kerja keras, percaya diri, berkemauan untuk selalu belajar, pantang berputus asa, dan memiliki visi ke depan.

Jika kita semua memiliki kekayaan mental, pasti kita akan survive dalam kehidupan yang makin kompetitif. Peluang kita untuk meraih cita-cita akan semakin besar. Dan kita bisa memandang masa depan kita dengan lebih optimistik.

Bukan tidak mustahil, berangkat dari kebangkitan mental diri kita masing-masing, maka kita telah ikut ambil bagian dalam membangkitkan kembali kejayaan negeri tercinta ini. Jadi jelas jawabnya, jika ingin berdiri tegak sama terhormatnya dengan bangsa lain, kita semua harus memulainya dari diri kita masing-masing.

Demikian dari saya
Andrie Wongso


Ingin Memasang artikel ini ? : Silahkan Copy kode di bawah :

Artikel Lainnya :



Widget by Scrapur

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan Berkomentar - Dilarang SPAM - Komentar Anda akan sangat berguna untuk Blog ini.
Terima Kasih

 

Start 1 Hak Usaha

1 Hak Usaha

Untuk 1 Hak Usaha DBS seharga Rp 200.000,-. Dengan uang sebesar 200 ribu, potensi penghasilan anda adalah sebagai berikut :

  • Subsidi Pasangan Rp. 270.000,-/ hari atau
  • Subsidi Pasangan Rp. 8.100.000,-/ bulan
  • Voucher sbesar 90.000 / hari atau
  • Voucher sbesar 2.700.000 / bulan

Start 3 Hak Usaha

3 Hak Usaha DBS

Untuk 3 Hak Usaha DBS seharga Rp 500.000,-. Dengan uang sebesar 500 ribu, potensi penghasilan anda adalah sebagai berikut :

  • Subsidi Pasangan Rp. 810.000,-/ hari atau
  • Subsidi Pasangan Rp. 24.300.000,-/ bulan
  • Voucher sbesar 270.000 / hari atau
  • Voucher sbesar 8.100.000 / bulan

Start 7 Hak Usaha

7 Hak Usaha DBS

Untuk 7 Hak Usaha DBS seharga Rp 1.100.000,-. Dengan uang sebesar 1,1 juta, potensi penghasilan anda adalah sebagai berikut :

  • Subsidi Pasangan Rp. 1.890.000,-/ hari atau
  • Subsidi Pasangan Rp. 56.700.000,-/ bulan
  • Voucher sbesar 630.000 / hari atau
  • Voucher sbesar 18.900.000 / bulan
Dark Side Blogger Template Copyright 2009 - DBS Jakarta 1 is proudly powered by Blogger.com Edited By Belajar SEO